Kamis, 19 Januari 2012

Gangguan Pembuluh Darah Ginjal



Gangguan Pembuluh Darah Ginjal 

Infark Ginjal
Penyakit Ginjal Ateroembolik
Nekrosis Kortikalis
Nefrosklerosis Maligna  
Trombosis Vena Renalis
Kandung Kemih Neurogenik

Infark Ginjal

Infark Ginjal adalah kematian pada suatu daerah jaringan ginjal akibat tersumbatnya arteri renalis (arteri utama yang membawa darah ke ginjal).

PENYEBAB
Penyumbatan arteri renalis jarang terjadi, kebanyakan merupakan akibat dari adanya suatu partikel yang mengambang di dalam aliran darah dan menyumbat arteri (emboli).
Emboli ini bisa berasal dari bekuan darah (trombus) di jantung atau dari pecahnya suatu endapan kolesterol (ateroma) di dalam aorta.

Infark juga bisa berasal dari pembentukan bekuan darah di dalam arteri renalis (trombosis akut) akibat trauma pada arteri renalis.
Trauma pada arteri renalis bisa terjadi akibat pembedahan, angiografi atau angioplasti.

Bekuan darah juga bisa berasal dari:
- aterosklerosis yang berat
- arteritis (peradangan arteri)
- penyakit sel sabit
- pecahnya suatu aneurisma arteri renalis.

Suatu robekan pada lapisan arteri renalis (diseksi akut) menyebabkan aliran darah di dalam arteri tersumbat atau menyebabkan pecahnya arteri.
Penyebab infark lainnya adalah arteriosklerosis dan fibrodisplasia (kelainan pembentukan jaringan fibrosa di dalam dinding suatu arteri).

Infak ginjal kadang sengaja dibuat untuk mengobati tumor ginjal, proteinuria (hilangnya protein yang berlebihan melalui air kemih) atau perdarahan ginjal yang hebat.
Aliran darah ke ginjal disumbat dengan cara memasukkan kateter ke dalam arteri yang menuju ke ginjal.

GEJALA
Sumbatan arteri renalis yang kecil seringkali tidak menimbulkan gejala. Tetapi bisa terjadi sakit yang menetap di punggung bagian bawah.
Bisa ditemukan demam, mual dan muntah.
Penyumbatan parsial bisa menyebabkan tekanan darah tinggi.

Penyumbatan total pada kedua arteri renalis akan menyebabkan terhentinya pembentukan air kemih dan terjadi gagal ginjal akut.

DIAGNOSA
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan jumlah sel darah putih yang meningkat.

Di dalam air kemih ditemukan protein dan sejumlah kecil darah. Kadang air kjal yang buruk.
Pemeriksaan tambahan lainnya adalah USG dan urografi retrograd.

Pemeriksaan diagnostik terbaik adaemih tampak kemerahan karena mengandung darah.

Pada 2 minggu pertama setelah terbentuknya infark yang luas, fungsi ginjal yang terkena akan memburuk.
Urografi intravena atau penggambaran radionuklida bisa menunjukkan adanya fungsi ginlah arteriografi ginjal.

PENGOBATAN
Pengobatan yang biasa adalah dengan antikoagulan, yang diberikan untuk mencegah terbentuknya bekuan tambahan akibat tersumbatnya arteri renalis.
Obat yang melarutkan bekuan (trombolitik) mungkin lebih efektif dibandingkan pengobatan lainnya.
Perbaikan fungsi ginjal dengan obat-obatan hanya bisa terjadi jika arteri belum seluruhnya tersumbat atau jika bekuan dapat dihancurkan dalam waktu 1,5-3 jam.

Untuk menghilangkan sumbatan, bisa dimasukkan suatu kateter balon dari arteri femoralis di selangkangan ke arteri renalis.
Balon kemudian dikembangkan untuk mendorong dan membukan daerah yang tersumbat.
Prosedur ini disebut angioplasti transluminal perkutaneus.

Pengobatan yang optimal untuk infark ginjal masih belum pasti, tetapi yang lebih disukai adalah pemakaian obat-obatan.
Pembedahan bisa membuka pembuluh darah yang tersumbat, tetapi memiliki resiko komplikasi yang lebih besar dan resiko kematian serta tidak lebih baik dari pemberian antikoagulan maupun trombolitik.
Pembedahan merupakan tindakan pengobatan pilihan pada trombosi arteri renalis traumatik, dimana pembedahan dilakukan dalam 2-3 jam pertama untuk mengangkat bekuan darah dalam arteri renalis akibat cedera/trauma.

Dengan pengobatan, fungsi ginjal akan menjadi lebih baik, tetapi tidak akan sempurna.
 
 

Nekrosis Kortikalis

Nekrosis Kortikalis adalah suatu kematian jaringan ginjal yang jarang terjadi, yang mengenai beberapa atau seluruh bagian luar ginjal (korteks), tetapi tidak mengenai baigan dalam ginjal (medula).

PENYEBAB
Nekrosis kortikalis terjadi akibat adanya penyumbatan pada arteri kecil yang menuju ke korteks ginjal, yang bisa disebabkan oleh berbagai keadaan.

Sekitar 10% kasus terjadi pada bayi dan anak-anak.
Pada bayi baru lahir, nekrosis kortikalis terjadi karena:
- persalinan yang disertai dengan abruptio placentae - sepsis bakterialis.
Pada anak-anak, nekrosis kortikalis terjadi karena:
- infeksi
- dehidrasi
- syok
- sindroma hemolitik-uremik.

Pada dewasa, 30% kasus disebabkan oleh sepsis bakterialis.
Sekitar 50% kasus terjadi pada wanita yang mengalami komplikasi kehamilan:
- abruptio placenta
- placenta previa
- perdarahan rahim
- infeksi yang terjadi segera setelah melahirkan (sepsis puerpurium)
- penyumbatan arteri oleh cairan ketuban (emboli)
- kematian janin di dalam rahim
- pre-eklamsi (tekanan darah tinggi disertai adanya protein dalam air kemih atau penimbunan cairan selama kehamilan).

Penyebab lainnya adalah:
- penolakan terhadap pencangkokan ginjal
- luka bakar
- peradangan pankreas (pankreatitis)
- cedera
- gigitan ular
- racun (misalnya fosfat atau arsen).

GEJALA
Nekrosis kortikalis memberikan gejala yang menyerupai gagal ginjal lainnya.

Pembentukan air kemih berkurang secara tiba-tiba dan secara radikal tanpa adanya bukti penyumbatan ureter atau kandung kemih.
Dalam air kemih ditemukan darah.

Sering terjadi demam dan tekanan darah tinggi yang ringan atau bahkan tekanan darah rendah.

DIAGNOSA
Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan USG atau CT scan.
Biopsi dan arteriografi tidak selalu harus dilakukan.

Endapan kalsiuim yang tampak pada foto rontgen menunjukkan adanya nekrosis kortikalis renalis, tetapi gambaran ini terlihat pada stadium lanjut penyakit sebagai akibat dari penyembuhan dan hanya ditemukan pada 20-50% penderita.

Air kemih mengandung protein, sel darah merah dan darah putih.
Pada stadium awal penyakit, kadar beberapa enzim dalam darah tinggi.

PENGOBATAN
Untuk gagal ginjal dilakukan dialisa atau pencangkokan ginjal.

Sekitar 20-40% penderita mengalami perbaikan fungsi ginjal parsial.
 

Nefrosklerosis Maligna

Nefrosklerosis Maligna adalah suatu keadaan yang berhubungan dengan tekanan darah tinggi (hipertensi maligna), dimana arteri-arteri yang terkecil (arteriola) di dalam ginjal mengalami kerusakan dan dengan segera terjadi gagal ginjal.

Nefrosklerosis disertai hipertensi maligna paling sering terjadi pada pria usia 40-50 tahun dan pada wanita usia 30 tahun.
Lebih sering terjadi pada orang kulit hitam dan jarang ditemukan pada penderita tekanan darah tinggi.

PENYEBAB
Arteriosklerosis pada arteri-arteri ginjal (nefrosklerosis benigna) biasanya berhubungan dengan usia dan tekanan darah tinggi.
Nefrosklerosis maligna merupakan suatu keadaan yang lebih berat, yang terjadi bersamaan dengan hipertensi maligna.

Hipertensi maligna paling sering terjadi akibat tekanan darah tinggi yang tidak terkendali, tetapi juga bisa terjadi akibat:
- glomerulonefritis
- gagal ginjal kronis
- penyempitan arteri renalis (hipertensi vaskuler renalis)
- peradangan pembuluh darah ginjal (vaskulitis renalis)
- kelainan hormonal (misalnya feokromositoma), sindroma Conn atau sindroma Cushing).

GEJALA
Gejala-gejalanya disebabkan oleh cedera di otak, jantung dan ginjal akibat tekanan darah tinggi yang berat; tekanan diastolik biasanya lebih tinggi dari 130 mmHg.
Gejalanya berupa:
- gelisah
- linglung
- mengantuk
- penglihatan kabur
- sakit kepala
- mual

- muntah.

Dengan menggunakan oftalmoskop akan tampak daerah perdarahan, penimbunan cairan dan pembengkakan pada saraf optikus di belakang mata.

Jantung membesar dan sering terjadi gagal jantung.

Koma bisa terjadi akibat pembengkakan (edema) atau perdarahan di dalam otak.

DIAGNOSA
Akibat kelainan fungsi ginjal maka protein bisa ditemukan di dalam air kemih.
Selain itu pemeriksaan air kemih bisa menunjukkan adanya sel darah.

Pemeriksaan darah menunjukkan anemia akibat ketidakseimbangan antara pemecahan dan pembentukan sel darah merah.
Kadar renin dan aldosteron (hormon yang dihasilkan ginjal untuk membantu mengatur tekanan darah) sangat tinggi.

PENGOBATAN
Tekanan darah yang sangat tinggi dapat diatasi dengan pengaturan diet dan obat-obatan.

Penderita yang mengalami gagal ginjal progresif menjalani dialisa.


PROGNOSIS

Jika keadaan ini tidak diobati, sekitar 50% penderita meninggal dalam waktu 6 bulan dan sisanya meninggal dalam waktu 1 tahun.

Sekitar 60% kematian terjadi akibat gagal ginjal, 20% karena gagal jantung, 20% karena stroke dan 1% karena serangan jantung (infark miokardial).

Menurunkan tekanan darah dan mengobati gagal ginjal akan menurunkan angka kematian, terutama yang disebabkan oleh gagal ginjal, gagal jantung dan stroke.

PENCEGAHAN
Pengawasan tekanan darah secara ketat pada orang-orang yang cenderung menderita hipertensi akan menurunkan resiko terjadinya nefrosklerosis maligna.
 

Nefrosklerosis Maligna

Nefrosklerosis Maligna adalah suatu keadaan yang berhubungan dengan tekanan darah tinggi (hipertensi maligna), dimana arteri-arteri yang terkecil (arteriola) di dalam ginjal mengalami kerusakan dan dengan segera terjadi gagal ginjal.

Nefrosklerosis disertai hipertensi maligna paling sering terjadi pada pria usia 40-50 tahun dan pada wanita usia 30 tahun.
Lebih sering terjadi pada orang kulit hitam dan jarang ditemukan pada penderita tekanan darah tinggi.

PENYEBAB
Arteriosklerosis pada arteri-arteri ginjal (nefrosklerosis benigna) biasanya berhubungan dengan usia dan tekanan darah tinggi.
Nefrosklerosis maligna merupakan suatu keadaan yang lebih berat, yang terjadi bersamaan dengan hipertensi maligna.

Hipertensi maligna paling sering terjadi akibat tekanan darah tinggi yang tidak terkendali, tetapi juga bisa terjadi akibat:
- glomerulonefritis
- gagal ginjal kronis
- penyempitan arteri renalis (hipertensi vaskuler renalis)
- peradangan pembuluh darah ginjal (vaskulitis renalis)
- kelainan hormonal (misalnya feokromositoma), sindroma Conn atau sindroma Cushing).

GEJALA
Gejala-gejalanya disebabkan oleh cedera di otak, jantung dan ginjal akibat tekanan darah tinggi yang berat; tekanan diastolik biasanya lebih tinggi dari 130 mmHg.
Gejalanya berupa:
- gelisah
- linglung
- mengantuk
- penglihatan kabur
- sakit kepala
- mual
- muntah.

Dengan menggunakan oftalmoskop akan tampak daerah perdarahan, penimbunan cairan dan pembengkakan pada saraf optikus di belakang mata.

Jantung membesar dan sering terjadi gagal jantung.

Koma bisa terjadi akibat pembengkakan (edema) atau perdarahan di dalam otak.

DIAGNOSA
Akibat kelainan fungsi ginjal maka protein bisa ditemukan di dalam air kemih.
Selain itu pemeriksaan air kemih bisa menunjukkan adanya sel darah.

Pemeriksaan darah menunjukkan anemia akibat ketidakseimbangan antara pemecahan dan pembentukan sel darah merah.
Kadar renin dan aldosteron (hormon yang dihasilkan ginjal untuk membantu mengatur tekanan darah) sangat tinggi.

PENGOBATAN
Tekanan darah yang sangat tinggi dapat diatasi dengan pengaturan diet dan obat-obatan.

Penderita yang mengalami gagal ginjal progresif menjalani dialisa.


PROGNOSIS

Jika keadaan ini tidak diobati, sekitar 50% penderita meninggal dalam waktu 6 bulan dan sisanya meninggal dalam waktu 1 tahun.

Sekitar 60% kematian terjadi akibat gagal ginjal, 20% karena gagal jantung, 20% karena stroke dan 1% karena serangan jantung (infark miokardial).

Menurunkan tekanan darah dan mengobati gagal ginjal akan menurunkan angka kematian, terutama yang disebabkan oleh gagal ginjal, gagal jantung dan stroke.

PENCEGAHAN
Pengawasan tekanan darah secara ketat pada orang-orang yang cenderung menderita hipertensi akan menurunkan resiko terjadinya nefrosklerosis maligna.
 

Trombosis Vena Renalis

Trombosis Vena Renalis adalah penyumbatan vena renalis, yaitu pembuluh darah balik yang mengangkut darah dari ginjal.

Penyumbatan ini bisa bersifat akut (tiba-tiba) atau kronik (secara bertahap), menyebabkan sejumlah gejala dan biasanya berakhir sebagai sindroma nefrotik (sejumlah besar protein dibuang melalui air kemih).

PENYEBAB
Pada dewasa, penyakit ini biasanya terjadi dengan kelainan ginjal lainnya yang menyebabkan hilangnya protein ke dalam air kemih.
Hal ini terjadi akibat kanker ginjal atau keadaan-keadaan yang menimbulkan penekanan pada vena renalis maupun vena kava inferior.

Penyebab lainnya adalah pil KB, cedera atau tromboflebitis migrans (suatu keadaan dimana bekuan darah timbul secara beruturut-turut pada vena yang berlainan di seluruh tubuh).


GEJALA
Penderita biasanya tidak menunjukkan gejala dan penyakit ini tidak terdeteksi.
Jika menimbulkan gejala, maka gejalanya akan memiliki 1 dari kedua pola penyakit, tergantung kepada onsetnya, apakah akut atau kronik.

Pada dewasa, awal timbulnya penyakit dan perkembangannya biasanya terjadi secara bertahap.
Air kemih mengandung protein dan volume air kemih berkurang.

Penyakit akut pada dewasa menyebabkan:
- nyeri yang secara khusus dirasakan di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggul
- demam
- darah di dalam air kemih (hematuria)
- volume air kemih berkurang
- penimbunan cairan dan garam menyebabkan pembengkakan jaringan (edema)
- jumlah sel darah putih sangat tinggi
- pada pemeriksaan darah menunjukkan adanya gagal ginjal.

Gejala yang sama terjadi pada anak-anak, tetapi penyakit ini biasanya dimulai dengan diare, dehidrasi dan meningkatnya kecenderungan terjadinya bekuan darah.
Jarang terjadi pengrusakan ginjal yang hebat.

DIAGNOSA
Jika penyumbatan terjadi secara tiba-tiba, maka USG akan menunjukkan adanya pembesaran ginjal.
Jika penyumbatan terjadi secara bertahap, maka USG akan menunjukkan pengkisutan ginjal.

Urografi intravena dan skening radionuklida menunjukkan buruknya fungsi ginjal.

Bisa juga dilakukan pemeriksaan CT scan atau rontgen arteri renalis.

PENGOBATAN
Kadang dilakukan pembedahan untuk mengangkat bekuan darah dari dalam vena renalis.

Pengangkatan ginjal dilakukan hanya jika jaringan ginjal telah mati karena aliran darahnya tersumbat (infark total).

Obat antikoagulan biasanya bisa memperbaiki fungsi ginjal dengan cara mencegah pembentukan bekuan tambahan dan bisa mencegah emboli paru.
Pemberian obat trombolitik (penghancur bekuan darah) sebagai tambahan terahadap pemakaian antikoagulan masih dalam taraf percobaan, tetapi memberikan hasil yang menjanjikan.


PROGNOSIS

Prognosis penyakit ini tergantung kepada penyebab, komplikasi dan beratnya kerusakan ginjal.

Jarang terjadi kematian dan biasanya kematian terjadi akibat penyebab yang fatal atau karena komplikasi.
Salah satu komplikasi yang berbahaya adalah emboli paru, dimana suatu bekuan tersangkut di dalam paru-paru.
 
 

Kandung Kemih Neurogenik

Kandung Kemih Neurogenik (Neurogenic Bladder) adalah hilangnya fungsi kandung kemih yang normal akibat kerusakan pada sebagian sistem sarafnya.

PENYEBAB
Neurogenic bladder bisa terjadi akibat:
# Penyakit
# Cedera
# Cacat bawaan pada otak, medula spinalis atau saraf yang menuju ke kandung kemih, saraf yang keluar dari kandung kemih maupun keduanya.

Suatu kandung kemih neurogenik bisa kurang aktif, dimana kandung kemih tidak mampu berkontraksi dan tidak mampu menjalankan pengosongan kandung kemih dengan baik; atau menjadi terlalu aktif (spastik) dan melakukan pengosongan berdasarkan refleks yang tak terkendali.

Kandung kemih yang kurang aktif biasanya terjadi akibat gangguan pada saraf lokal yang mempersarafi kandung kemih.
Penyebab tersering adalah cacat bawaan pada medula spinalis (misalnya spina bifida atau mielomeningokel).

Suatu kandung kemih yang terlalu aktif biasanya terjadi akibat adanya gangguan pada pengendalian kandung kemih yang normal oleh medula spinalis dan otak.
Penyebabnya adalah cedera atau suatu penyakit, misalnya sklerosis multipel pada medula spinalis yang juga menyebabkan kelumpuhan tungkai (paraplegia) atau kelumpuhan tungkai dan lengan (kuadripelegia). Cedera ini seringkali pada awalnya menyebabkan kandung kemih menjadi kaku selama beberapa hari, minggu atau bulan (fase syok). Selanjutnya kandung kemih menjadi overaktif dan melakukan pengosongan yang tak terkendali.

GEJALA
Gejalanya bervariasi berdasarkan apakah kandung kemih menjadi kurang aktif atau overaktif.

Suatu kandung kemih yang kurang aktif biasanya tidak kosong dan meregang sampai menjadi sangat besar. Pembesaran ini biasanya tidak menimbulkan nyeri karena peregangan terjadi secara perlahan dan karena kandung kemih memiliki sedikit saraf atau tidak memiliki saraf lokal.
Pada beberapa kasus, kandung kemih tetap besar tetapi secara terus menerus menyebabkan kebocoran sejumlah air kemih.

Sering terjadi infeksi kandung kemih karena sisa air kemih di dalam kandung kemih memungkinkan pertumbuhan bakteri.
Bisa terbentuk batu kandung kemih, terutama pada penderita yang mengalami infeksi kandung kemih menahun yang memerlukan bantuan kateter terus menerus.
Gejala dari infeksi kandung kemih bervariasi, tergantung kepada jumlah saraf yang masih berfungsi.

Suatu kandung kemih yang overaktif bisa melakukan pengisian dan pengosongan tanpa kendali karena berkontraksi dan mengendur tanpa disadari.

Pada kandung kemih yang kurang aktif dan yang overaktif, tekanan dan arus balik air kemih dari kandung kemih ke ureter bisa menyebabkan kerusakan ginjal.
Pada penderita yang mengalami cedera medula spinalis, kontraksi dan pengenduran kandung kemih tidak terkoordinasi, sehingga tekanan di dalam kandung kemih tetap tinggi dan ginjal tidak dapat mengalirkan air kemih.

DIAGNOSA
Kandung kemih yang membesar bisa diketahui pada pemeriksaan perut bagian bawah.

Urografi intravena, sistografi maupun uretrografi dilakukan untuk memperkuat diagnosis.
Pemeriksaan tersebut bisa menunjukkan ukuran ureter dan kandung kemih, batu ginjal, kerusakan ginjal dan fungsi ginjal.

Bisa juga dilakukan pemeriksaan USG atau sistoskopi.

Dengan memasukkan kateter melalui uretra bisa diketahui jumlah air kemih yang tersisa.
Untuk mengukura tekanan di dalam kandung kemih dan uretra bisa dilakukan dengan cara menghubungkan katetera dengan suatu alat pengukur (sistometografi).

PENGOBATAN
Kandung kemih yang kurang aktif

Jika penyebabnya adalah cedera saraf, maka dipasang kateter melalui uretra untuk mengosongkan kandung kemih, baik secara berkesinambungan maupun untuk sementara waktu.
Kateter dipasang sesegera mungkin agar otot kandung kemih tidak mengalami kerusakan karena peregangan yang berlebihan dan untuk mencegah infeksi kandung kemih.

Pemasangan kateter secara permanen lebih sedikit menimbulkan masalah pada wanita dibandingkan dengan pria.
Pada pria, kateter bisa menyebabkan peradangan uretra dan jaringan di sekitarnya.

Kandung kemih overaktif

Jika kejang pada saluran keluar kandung kemih menyebabkan pengosongan yang tidak sempurna, maka bisa dipasang kateter.

Pada pria lumpuh yang tidak dapat memasang kateternya sendiri, dilakukan pemotongan sfingter (otot seperti cincin yang melingkari lubang) di saluran keluar kandung kemih sehingga proses pengosongan bisa terus berlangsung dan dipasang penampung air kemih.

Bisa diberikan rangsangan listrik pada kandung kemih, saraf yang mengendalikan kandung kemih atau medula spinalis; supaya kandung kemih berkontraksi. Tetapi hal ini masih dalam taraf percobaan.

Pemberian obat-obatan bisa memperbaiki fungsi penampungan air kemih oleh kandung kemih.
Pengendalian kandung kemih overaktif biasanya bisa diperbaiki dengan obat yang mengendurkan kandung kemih, seperti obat anticholinergik.
Tetapi obat ini bisa menimbulkan efek samping berupa mulut kering dan sembelit.

Kadang dilakukan pembedahan untuk mengalirkan air kemih ke suatu lubang eksternal (ostomi) yang dibuat di dinding perut atau untuk menambah ukuran kandung kemih.
Air kemih dari ginjal dialirkan ke permukaan tubuh dengan mengambil sebagian kecil usus halus, yang dihubungkan dengan ureter dan disambungkan ke ostomi; air kemih dikumpulkan dalam suatu kantung. Prosedur ini disebut ileal loop.

Penambahan ukuran kandung kemih dilakukan dengan menggunakan sebagian usus dalam suatu prosedur yang disebut sistoplasti augmentasi disertai pemasangan kateter oleh penderita sendiri.
Sebagai contoh, sautau hubungan dibuat diantara kandung kemih dan lubang di kulit (verikostomi) sebagai tindakan sementara sampai anak cukup dewasa untuk menjalani pembedahan definitif.

Tindakan-tindakan tersebut dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya batu ginjal.
Dilakukan pengawasan ketat terhadap fungsi ginjal. Jika terjadi infeksi, segera diberikan antibiotik. Dianjurkan untuk minum air putih sebanyak 6-8 gelas/hari.
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar