Rabu, 24 Oktober 2012

Biologi Ginjal & Saluran Kemih

Biologi Ginjal dan Saluran Kemih

Dalam keadaan normal, manusia memiliki 2 ginjal. Setiap ginjal memiliki sebuah ureter, yang mengalirkan air kemih dari pelvis renalis (bagian ginjal yang merupakan pusat pengumpulan air kemih) ke dalam kandung kemih.
Dari kandung kemih, air kemih mengalir melalui uretra, meninggalkan tubuh melalui penis (pria) dan vulva (wanita).


Fungsi ginjal adalah untuk:
# Menyaring limbah metabolik
# Menyaring kelebihan natrium dan air dari darah
# Membantu membuang limbah metabolik serta natrium dan air yang berlebihan dari tubuh
# Membantu mengatur tekanan darah
# Membantu mengatur pembentukan sel darah.

Setiap ginjal terdiri dari sekitar 1 juta unit penyaring (nefron).
Sebuah nefron merupakan suatu struktur yang menyerupai mangkuk dengan dinding yang berlubang (kapsula Bowman), yang mengandung seberkas pembuluh darah (glomerulus). Kapsula Bowman dan glomerulus membentuk korpuskulum renalis.

Darah yang masuk ke dalam glomerulus memiliki tekanan yang tinggi. Sebagian besar bagian darah yang berupa cairan disaring melalui lubang-lubang kecil pada dinding pembuluh darah di dalam glomerulus dan pada lapisan dalam kapsula Bowman; sehingga yang tersisa hanya sel-sel darah dan molekul-molekul yang besar (misalnya protein).
Cairan yang telah disaring (filtrat) masuk ke dalam rongga Bowman (daerah yang erletak diantara lapisan dalam dan lapisan luar kapsula Bowman) dan mengalir ke dalam tubulus kontortus proksimal (tabung/saluran di bagian hulu yang berasal dari kapsula Bowman); natrium, air, glukosa dan bahan lainnya yang ikut tersaring diserap kembali dan dikembalikan ke darah.
Ginjal juga menggunakan energi yang secara selektif menggerakkan molekul-molekul yang besar (termasuk obat-obatan, misalnya penicillin) ke dalam tubulus. Molekul tersebut dibuang ke dalam air kemih meskipun ukurannya cukup besar untuk dapat melewati lubang-lubang pada penyaring glomerulus.

Bagian berikutnya dari nefron adalah ansa Henle.
Ketika cairan melewati ansa Henle, natrium dan beberapa elektrolit lainnya dipompa keluar sehingga cairan yang tersisa menjadi semakin pekat.
Cairan yang pekat ini akan mengalir ke dalam tubulus kontortus distal. Di dalam tubulus distal, semakin banyak jumlah natrium yang dipompa keluar.

Cairan dari beberapa nefron mengalir ke dalam suatu saluran pengumpul (duktus kolektivus). Di dalam duktus kolektivus, cairan terus melewati ginjal sebagai cairan yang pekat, atau jika masih encer, maka air akan diserap dari air kemih dan dikembalikan ke dalam darah, sehingga air kemih menjadi lebih pekat.
Tubuh mengendalikan konsentrasi air kemih berdasarkan kebutuhannya terhadap air melalui hormon-hormon yang kerjanya mempengaruhi fungsi ginjal.

Air kemih yang terbentuk di ginjal mengalir ke bawah melalui ureter menuju ke kandung kemih; aliran tersebut bukan merupakan aliran yang pasif. Ureter adalah pipa/tabung berotot yang mendorong sejumlah air kemih dalam gerakan bergelombang (kontraksi).
Setiap ureter akan masuk ke dalam kandung kemih melalui suatu sfingter. Sfingter adalah suatu struktur muskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup.

Air kemih yang secara teratur mengalir dari ureter akan terkumpul di dalam kandung kemih.
Kandung kemih ini bisa mengembang, dimana ukurannya secara bertahap membesar untuk menampung jumlah air kemih yang semakin bertambah.
Jika kandung kemih telah penuh, maka akan dikirim sinyal saraf ke otak, yang menyampaikan pesan untuk berkemih.

Selama berkemih, sfingter lainnya yang terletak diantara kandung kemih dan uretra akan membuka sehingga air kemih mengalir keluar. Secara bersamaan, dinding kandung kemih berkontraksi sehingga terjadi tekanan yang mendorong air kemih menuju ke uretra. Tekanan ini dapat diperbesar dengan cara mengencangkan otot-otot perut.
Sfinger pada pintu masuk kandung kemih tetap menutup rapat untuk mencegah aliran balik air kemih ke ureter.

GEJALA-GEJALA KELAINAN GINJAL & SALURAN KEMIH

Gejala yang disebabkan oleh kelainan ginjal dan saluran kemih sangat bervariasi, tergantung kepada bagian ginjal atau saluran kemih yang terkena.

Demam dan malaise (perasaan tidak enak badan) merupakan gejala yang umum, tetapi infeksi kandung kemih (sistitis) biasanya tidak menyebabkan demam.
Suatu infeksi bakteri pada ginjal (pielonefritis) biasanya menyebabkan demam tinggi.
Kanker ginjal kadang menyebabkan demam.

Sebagian besar orang melakukan buang air kecil sebanyak 4-6 kali/hari, terutama pada siang hari.

Frekuensi (sering berkemih) tanpa disertai peningkatan dalam jumlah total air kemih dalam sehari, merupakan suatu gejala dari infeksi kandung kemih atau iritasi kandung kemih (misalnya karena benda asing, batu atau tumor).
Tumor atau massa lainnya yang menekan kandung kemih juga bisa menyebabkan peningkatan frekuensi berkemih.
Iritasi kandung kemih juga bisa menyebabkan disuria (nyeri ketika berkemih) dan urgensi (desakan untuk berkemih), yang bisa dirasakan sebagai tenesmus (nyeri ketika mengedan yang hampir dirasakan terus menerus).
Jumlah air kemih biasanya sedikit, tetapi jika penderita tidak segera berkemih, air kemih bisa keluar dengan sendirinya (kontrol terhadap berkemih hilang).

Nokturia adalah sering berkemih pada malam hari.
Nokturia bisa tejadi pada stadium awal penyakit ginjal, tetapi bisa juga karena sebelum tidur seseorang terlalu banyak minum, terutama alkohol, kopi atau teh.
Nokturia terjadi karena ginjal tidak dapat memekatkan air kemih dengan baik.
Nokturia juga terjadi pada penderita gagal jantung, gagal hati atau diabetes, meskipun tidak terdapat kelainan pada saluran kemihnya.
Nokturia dengan jumlah air kemih yang sangat sedikit bisa terjadi jika air kemih mengalir balik ke kandung kemih karena adanya penyumbatan; salah satu penyebabnya yang paling sering ditemukan pada pria lanjut usia adalah pembesaran kelenjar prostat.

Enuresis (ngompol) pada usia 2-3 tahun merupakan hal yang normal. Enuresis yang terjadi setelah usia 3 tahun, menunjukkan adanya suatu masalah, misalnya:
- tertundanya kematangan otot dan saraf pada saluran kemih bagian bawah
- infeksi atau penyempitan uretra
- neurogenic bladder (tidak adekuatnya pengontrolan saraf kandung kemih).

Gejala-gejala yang sering ditemukan pada penyumbatan uretra adalah:
- keraguan untuk memulai berkemih
- kebutuhan untuk mengedan
- aliran yang lemah atau menetes
- setelah selesai berkemih, air kemih masih menetes.
Pada pria, gejala tersebut paling sering disebabkan oleh pembesaraan prostat dan penyempitan uretra (striktur uretra).
Gejala yang sama pada anak laki-laki, bisa menunjukkan adanya kelainan bawaan berupa penyempitan uretra atau lubang uretra yang sangat kecil. Lubang uretra yang kecil juga bisa ditemukan pada wanita.

Inkontinensia uri (ketidakmampuan menahan buang air kecil) bisa terjadi pada berbagai keadaan.
Sistokel (herniasi/burut kandung kemih ke dalam vagina), air kemih bisa keluar ketika penderita tertawa, batuk, lari atau mengangkat beban berat. Sistokel biasanya terjadi akibat peregangan dan lemahnya otot panggul (karena melahirkan) atau akibat adanya perubahan kadar hormon estrogen pada saat menopause.
Penyumbatan pada aliran dari kandung kemih bisa menyebabkan inkontinensia jika tekanan di dalam kandung kemih melebihi tahanan dari penyumbatan, meskipun kandung kemih tidak sepenuhnya menjadi kosong.

Adanya gas di dalam air kemih merupakan gejala yang jarang terjadi, yang biasanya menunjukkan adanya fistula (hubungan yang abnormal) antara saluran kemih dan usus.
Suatu fistula bisa merupakan komplikasi dari divertikulits, abses maupun kanker.
Fistula diantara kandung kemih dan vagina bisa juga menyebabkan terdapatnya gas di dalam air kemih. Kadang bakteri di dalam air kemih juga membentuk gas.

Dalam keadaan normal, seorang dewasa membuang sekitar 1 cangkir sampai 0,9L air kemih/hari. Berbagai penyakit ginjal menyebabkan terganggunya kemampuan ginjal untuk memekatkan air kemih, sehingga jumlah air kemih yang dibuang melebihi 2,25L.
Jumlah air kemih yang sangat banyak biasanya merupakan akibat dari:
- tingginya kadar gula darah
- rendahnya kadar hormon antidiuretik yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa (penyakit diabetes insipidus)
- berkurangnya respon terhadap hormon antidiuretik (diabetes insipidus nefrogenik).

Penyakit ginjal atau penyumbatan pada ureter, kandung kemih atau uretra bisa secara mendadak menyebabkan berkurangnya produksi air kemih sampai kurang dari 2 cangkir/hari.
Jika produksi air kemih dengan jumlah kurang dari 1 cangkir/hari terus berlanjut, bisa terjadi penimbunan limbah metabolik di dalam darah (azotemia). Penurunan jumlah air kemih ini bisa menunjukkan adalah gagal ginjal akut atau memburuknya suatu kelainan ginjal kronis.

Air kemih (urin) yang encer hampir tidak berwarna, sedangkan urin yang pekat berwarna kuning tua.
Zat warna pada makanan bisa menyebabkan urin berwarna merah; sedangkan obat-obatan bisa menyebabkan urin berwarna coklat, hitam, biru, hijau atau merah. Selain karena makanan atau obat-obatan, urin yang tidak berwarna kuning adalah abnormal.
Urin coklat mungkin mengandung hasil pemecahan hemoglobin (protein pengangkut oksigen di dalam sel darah merah) atau protein otot.
Urin yang mengandung zat warna akibat porfiria menjadi merah, sedangkan zat warna akibat melanoma menyebabkan urin menjadi hitam.
Urin yang keruh menunjukkan adanya nanah akibat infeksi saluran kemih atau kristal garam dari asam urat maupun asam fosfat.
Penyebab dari warna urin yang abnormal bisa diketahui dengan melakukan pemeriksan mikroskopik terhadap sedimen urin dan analisa kimia urin.

Hematuria (darah di dalam urin) dapat menyebabkan urin berwarna merah atau coklat, tergantung kepada jumlah darah, lamanya darah berada di dalam urin dan keasaman urin.
Hematuria tanpa disertai nyeri bisa terjadi akibat kanker kandung kemih atau kanker ginjal. Hematuria ini biasanya hilang timbul, dan perdarahan berhenti secara spontan meskipun kankernya masih ada.
Penyebab lain dari hematuria adalah:
- glomerulonefritis
- batu ginjal
- kista ginjal
- penyakit sel sabit
- hidronefrosis.

Nyeri akibat penyakit ginjal biasanya dirasakan di punggung, yaitu di daerah flank (diantara tulang rusuk dan pinggul bagian belakang). Kadang nyerinya menjalar ke tengah-tengah perut.
Penyebabnya adalah peregangan kapsula renalis (bagian luar ginjal, yang peka terhadap nyeri); hal ini bisa terjadi pada berbagai keadaan yang menyebabkan pembengkakan jaringan ginjal. Jika ginjal ditekan, seringkali timbul rasa nyeri.

Jika sebuah batu ginjal melewati ureter, akan timbul nyeri yang hebat. Sebagai respon terhadap batu, ureter berkontraksi sehingga terjadi nyeri kram yang hebat di punggung bagian bawah, yang sering menjalar ke selangkangan. Jika batu telah sampai ke kandung kemih, maka nyeri akan menghilang.

Nyeri pada kandung kemih paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri. Nyeri ini biasanya dirasakan di atas tulang kemaluan dan pada ujung uretra ketika berkemih.
Penyumbatan aliran urin juga menyebabkan nyeri di atas tulang kemaluan, tetapi jika penyumbatannya terjadi secara lambat, biasanya pelebaran kandung kemih tidak disertai dengan nyeri.

Kanker dan pembesaran prostat biasanya tidak menimbulkan nyeri, tetapi peradangan prostat (orostatitis) bisa menyebabkan nyeri yang samar-samar atau rasa penuh di daerah antara anus dan kelamin.

Pada saat ejakulasi, kadang keluar semen yang berdarah. Hal ini bisa terjadi pada pria yang menderita kelainan pembekuan.


PROSEDUR DIAGNOSTIK

Pada pemeriksaan fisik, ginjal yang normal tidak teraba dari luar, tetapi ginjal yang membengkak atau tumor ginjal bisa teraba dari luar. Kandung kemih yang membengkak juga bisa teraba dari luar.
Pemeriksaan colok dubur dilakukan untuk merasakan kelenjar prostat. Pemeriksaan dalam vagina bisa membantu memberi keterangan mengenai kandung kemih dan uretra.

Prosedur tambahan yang dilakukan untuk mendiagnosis kelainan ginjal dan saluran kemih adalah:
# Analisa urin
# Pemeriksaan darah untuk menilai fungsi ginjal
# Prosedur imaging
# Contoh sel dan jaringan.

Analisa urin

Analisa urin rutin (urinalisis) terdiri dari analisa kimia (untuk mendeteksi protein, gula dan keton) dan pemeriksaan mikroskopik (untuk mendeteksi sel darah merah dan sel darah putih).
Dengan pemeriksaan ini dapat diketahui dan diukur kadar berbagai zat di dalam urin. Biasanya digunakan sehelai plastik tipis (dipstick) yang mengandung bahan kimia yang akan bereaksi dengan zat di dalam urin dan merubah warna urin.

Proteinuria (protein di dalam urin) bisa terjadi terus menerus atau hilang timbul, tergantung kepada penyebabnya.
Proteinuria biasanya merupakan pertanda dari suatu penyakit ginjal, tetapi bisa juga terjadi secara normal setelah olah raga berat (misalnya maraton).
Proteinuria juga bisa terjadi pada proteinuria ortostatik, dimana protein baru muncul di dalam urin setelah penderitanya berdiri cukup lama, dan tidak akan ditemukan di dalam urin setelah penderitanya berbaring.

Glukosuria (gula di dalam urin) biasanya disebabkan oleh diabetes.
Jika gula tetap ditemukan di dalam urin setelah kadar gula darah normal, maka penyebabnya adalah kelainan di ginjal.

Ketonuria (keton di dalam urin) bisa disebabkan oleh kelaparan, diabetes yang tidak terkontrol dan keracunan alkohol.
Keton merupakan hasil pemecahan lemak oleh tubuh.

Hematuria (darah di dalam urin) bisa diketahui melalui pemeriksaan mikroskopik maupun dengan mata telanjang (jika darah sangat banyak, urin menjadi merah atau coklat).

Nitrituria (nitrat di dalam urin) biasanya menunjukkan adanya infeksi, karena kadar nitrat meningkat jika terdapat bakteri.

Leukosit esterase (enzim yang ditemukan pada sel darah putih tertentu) di dalam urin merupakan pertanda adanya peradangan, yang paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri.
Pemeriksaan ini mungkin merupakan negatif palsu jika urin sangat pekat atau mengandung gula, garam empedu, obat-obatan (misalnya rifampcin, vitamin C).

Keasaman urin bisa meningkat karena makanan tertentu.

Osmolaritas (kepekatan urin) penting dalam mendiagnosis kelainan fungsi ginjal. Bisa dilakukan analisa terhadap contoh urin acak atau dilakukan pemeriksaan untuk menilai kemampuan ginjal dalam memekatkan urin.
Pada salah satu tes, seseorang tidak diperbolehkan minum air atau cairan lainnya selama 12-14 jam; sedangkan pada tes lainnya diberikan suntikan hormon vasopresin. Kemudian kepekatan urin diukur.
Dalam keadaan normal, kedua tes seharusnya menunjukkan urin yang sangat pekat; tetapi pada penyakit ginjal tertentu, urin menjadi sangat encer.

Dalam keadaan normal, urin mengandung sejumlah kecil sel dan pecahan lainnya yang terlepas dari saluran kemih bagian dalam.
Pada penderita kelainan saluran kemih, pecahan dan sel tersebut terdapat dalam jumlah yang berlebihan, sehingga jika urin disentrifugasi (diputar dalam alat khusus) akan terbentuk sedimen (endapan). Sedimen ini dapat diperiksa dengan mikroskop untuk mengetahui penyakit yang diderita.

Pembiakan urin adalah suatu proses untuk menumbuhkan bakteri pada urin, yang dilakukan untuk mendiagnosis suatu infeksi saluran kemih.
Contoh urin yang belum terkontaminasi bisa diperoleh melalui:
- metoda clean-catch
- kateter yang dimasukkan melalui uretra ke kandung kemih
- jarum yang ditusukkan melalui dinding perut ke kandung kemih (aspirasi jarum suprapubik).

Tes Fungsi Ginjal

Fungsi ginjal bisa dinilai melalui analisa darah dan urin.
Laju penyaringan ginjal bisa diperkirakan dengan cara mengukur kreatinin serum.
Kadar urea nitrogen darah juga bisa menunjukkan fungsi ginjal.
Creatinine clearance adalah tes yang lebih akurat, yang menggunakan suatu rumus yang menghubungkan kadar serum kreatinin dengan usia, berat badan dan jenis kelamin.

Prosedur Imaging

Foto polos abdomen dapat memperlihatkan ukuran dan letak ginjal, tetapi kedua hal tersebut biasanya akan terlihat lebih baik pada pemeriksaan USG.

Urografi intravena adalah suatu teknik rontgen yang digunakan untuk menampilkan ginjal dan saluran kemih bagian bawah.
Suatu zat radioopak disuntikkan melalui pembuluh vena. Zat tersebut akan terdapat dalam ginjal biasanya dalam waktu kurang dari 5 menit. Kemudian dilakukan pemotretan, yang hasilnya akan menunjukkan gambaran ginjal serta perjalanan zat radioopak ke dalam kandung kemih.
Jika ginjal tidak berfungsi dengan baik, maka urografi intravena tidak akan memberikan hasil yang baik, karena ginjal tidak dapat mengkonsentrasikan zat radioopak di dalam ginjal.

Sebagai efek samping dari penyuntikan zat radioopak, terjadi gagal ginjal akut pada 1 dari 200 kasus. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi resikonya lebih tinggi pada:
- usia lanjut atau memiliki riwayat gangguan ginjal
- diabetes melitus
- dehidrasi
- mieloma multipel.
Kepada orang-orang tersebut, sebelum zat radioopak disuntikkan, diberikan cairan infus dan dosis yang rendah. Atau sebagai pilihan, kadang digunakan pemeriksaan CT scan.

Sistogram adalah suatu gambaran rontgen dari kandung kemih, yang diperoleh melalui urografi intravena.
Sistogram retrograd diperoleh dengan cara memasukkan zat radioopak melalui uretra, sehingga didapat gambaran yang lebih jelas mengenai kandung kemih dan uretra.
Foto rontgen diambil sebelum, selama dan sesudah berkemih.

Pada urografi retrograd, zat radioopak dimasukkan melalui kateter ke dalam ureter. Dengan teknik ini akan diperoleh gambaran yang jelas dari kandung kemih, ureter dan ginjal bagian bawah, jika urografi intravena gagal.
Urografi retrograd juga bisa digunakan untuk menemukan adanya penyumbatan ureter atau untuk menilai seseorang yang alergi terhadap zat radioopak intravena.
Kerugian dari teknik ini adalah resiko terjadinya infeksi dan perlu dilakukan pembiusan.

USG menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambaran struktur anatomi ginjal. Teknik ini sederhana, tidak menimbulkan nyeri dan aman.
USG bisa digunakan untuk:
- Mempelajari ginjal, ureter dan kandung kemih; dengan gambaran yang baik meskipun ginjal tidak berfungsi baik.
- Mengukur laju pembentukan urin pada janin yang berumur lebih dari 20 minggu dengan cara mengukur perubahan volume kandung kemih. Dengan demikian bisa diketahui fungsi ginjal janin.
- Pada bayi baru lahir, USG merupakan cara terbaik untuk mengetahui adanya massa di dalam perut, infeksi saluran kemih dan kelainan bawaan pada sistem kemih.
- Memperkirakan ukuran ginjal dan mendiagnosis sejumlah kelainan ginjal, termasuk perdarahan ginjal.
- Menentukan lokasi yang terbaik guna mengambil contoh jaringan untuk keperluan biopsi.
USG merupakan metode diagnostik terbaik untuk penderita gagal ginjal stadium lanjut, yang ginjalnya tidak dapat mengambil atau mentolerir zat radioopak.
Kandung kemih yang terisi dengan urin bisa terlihat dengan jelas pada USG. USG juga dapat digunakan untuk mendeteksi tumor kandung kemih, tetapi hasilnya lebih baik jika digunakan CT scan.

CT Scan merupakan pemeriksaan yang lebih mahal dibandingkan dengan USG dan urografi intravena, tetapi mempunyai beberapa keuntungan:
- C T scan dapat membedakan struktur padat dengan cairan, sehingga sangat berguna dalam menilai jenis dan luasnya tumor ginjal atau massa lainnya yang menyebabkan perubahan pada saluran kemih. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, bisa disuntikkan zat radioopak melalui pembuluh vena.
- CT scan dapat membantu menentukan penyebaran tumor ke luar ginjal.
- Campuran air dan zat radioopak yang dimasukkan ke dalam kandung kemih selama pemeriksaan CT scan dapat dengan jelas menggambarkan tumor kandung kemih.

Pada angiografi disuntikkan zat radioopak ke dalam arteri. Angiografi merupakan pemeriksaan yang paling invasif dan hanya dilakukan pada keadaan tertentu, misalnya untuk menilai aliran darah ke ginjal.
Komplikasi dari angiografi adalah cedera pada arteri dan organ di sekitarnya, reaksi terhadap zat radioopak serta perdarahan.

Venografi adalah suatu rontgen vena yang menggunakan zat radioopak.
Jarang terjadi komplikasi dan biasanya hanya terbatas pada perembesan darah serta zat radioopak di sekitar tempat penyuntikan. Bisa terjadi reaksi alergi terhadap zat radioopak.

MRI scan dapat memberikan informasi mengenai massa ginjal yang tidak dapat ditampilkan oleh teknik lainnya. Bentuk suatu tumor dapat digambarkan secara 3 dimensi. Massa padat dapat dibedakan dari massa berrongga (kista), cairan di dalam kista bisa dibedakan antara perdarahan dengan infeksi.
MRI juga memberikan gambaran yang sempurna dari pembuluh darah dan struktur di sekitar ginjal. Tetapi endapan kalsium dan batu ginjal akan lebih jelas terlihat pada CT scan.

Contoh Sel & Jaringan

Pada biopsi ginjal, diambil contoh jaringan ginjal dan diperiksa dengan mikroskop. Biopsi dilakukan untuk memperkuat diagnosis dan untuk menilai hasil pengobatan.
Biopsi jarum (memasukkan sebuah jarum melalui kulit) seringkali merupakan bagian dari penilaian pada gagal ginjal dan biopsi ginjal yang dicangkokkan seringkali dilakukan untuk mencari tanda-tanda penolakan.

Sitologi urin merupakan pemeriksaan mikroskopik terhadap sel-sel di dalam urin. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendiagnosis kanker saluran kemih.
Sitologi urin juga dilakukan sebagai skrining (penyaringan) kanker pada orang-orang berresiko tinggi (misalnya perokok, pekerja petrokimia dan penderita perdarahan tanpa rasa nyeri).
Untuk penderita yang telah menjalani pengangkatan tumor kandung kemih ataupun tumor ginjal, sitologi dilakukan untuk evaluasi follow-up.

Gagal Ginjal

Gagal Ginjal Akut

Gagal Ginjal Akut adalah kemunduran yang cepat dari kemampuan ginjal dalam membersihkan darah dari bahan-bahan racun, yang menyebabkan penimbunan limbah metabolik di dalam darah (misalnya urea).

PENYEBAB
Gagal ginjal akut bisa merupakan akibat dari berbagai keadaan yang menyebabkan:
- berkurangnya aliran darah ke ginjal
- penyumbatan aliran kemih setelah meninggalkan ginjal
- trauma pada ginjal.

Penyebab Utama Gagal Ginjal Akut


Masalah
Penyebab Yg Mungkin
Berkurangnya aliran darah ke ginjal
  Kekurangan darah akibat perdarahan, dehidrasi atau cedera fisik yg menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah
  Daya pompa jantung menurun (kegagalan jantung)
  Tekanan darah yg sangat rendah (syok)
  Kegagalan hati (sindroma hepatorenalis)
Penyumbatan aliran kemih
  Pembesaran prostat
  Tumor yg menekan saluran kemih
Trauma pada ginjal
  Reaksi alergi (misalnya alergi terhadap zat radioopak yg digunakan pada pemeriksaan rontgen)
  Zat-zat racun
  Keadaan yg mempengaruhi unit penyaringan ginjal (nefron)
  Penyumbatan arteri atau vena di ginjal
  Kristal, protein atau bahan lainnya dalam ginjal

GEJALA
Gejala-gejala yang ditemukan pada gagal ginjal akut: - Berkurangnya produksi air kemih (oliguria=volume air kemih berkurang atau anuria=sama sekali tidak terbentuk air kemih)
- Nokturia (berkemih di malam hari)
- Pembengkakan tungkai, kaki atau pergelangan kaki
- Pembengkakan yang menyeluruh (karena terjadi penimbunan cairan)
- Berkurangnya rasa, terutama di tangan atau kaki
- Perubahan mental atau suasana hati
- Kejang
- Tremor tangan
- Mual, muntah

Gejala yang timbul tergantung kepada beratnya kegagalan ginjal, progresivitas penyakit dan penyebabnya.

Keadaan yang menimbulkan terjadinya kerusakan ginjal biasanya menghasilkan gejala-gejala serius yang tidak berhubungan dengan ginjal.
Sebagai contoh, demam tinggi, syok, kegagalan jantung dan kegagalan hati, bisa terjadi sebelum kegagalan ginjal dan bisa lebih serius dibandingkan gejala gagal ginjal.

Beberapa keadaan yang menyebabkan gagal ginjal akut juga mempengaruhi bagian tubuh yang lain.
Misalnya granulomatosis Wegener, yang menyebabkan kerusakan pembuluh darah di ginjal, juga menyebabkan kerusakan pembuluh darah di paru-paru, sehingga penderita mengalami batuk darah.
Ruam kulit merupakan gejala khas untuk beberapa penyebab gagal ginjal akut, yaitu poliarteritis, lupus eritematosus sistemik dan beberapa obat yang bersifat racun.

Hidronefrosis bisa menyebabkan gagal ginjal akut karena adanya penyumbatan aliran kemih.
Arus balik dari kemih di dalam ginjal menyebabkan daerah pengumpul kemih di ginjal (pelvis renalis) teregang, sehingga timbul nyeri kram (bisa ringan atau sangat hebat) pada sisi yang terkena.
Pada sekitar 10% penderita, kemihnya mengandung darah.

DIAGNOSA
Jika produksi air kemih berkurang, maka patut dicurigai sebagai gagal ginjal akut.

Pemeriksaan darah menunjukkan adanya kadar urea dan kreatinin yang tinggi, disertai gangguan metabolik (misalnya asidosis, hiperkalemia, hiponatremia).

Pada pemeriksaan fisik, dilakukan penilaian terhadap ginjal; apakah terdapat pembengkakan atau nyeri tumpul.
Penyempitan pada arteri utama ginjal bisa menimbulkan bising (bruit) yang akan terdengar pada pemeriksaan dengan stetoskop.

Jika diduga terjadi penyumbatan, dilakukan pemeriksaan colok dubur atau colok vagina untuk mengetahui adanya massa di kedua tempat tersebut.

Pemeriksaan laboratorium terhadap air kemih bisa membantu menentukan penyebab dan beratnya gagal ginjal.
Jika penyebabnya adalah berkurangnya aliran darah ke ginjal atau penyumbatan saluran kemih, maka air kemih akan tampak normal.
Jika penyebabnya adalah kelainan di dalam ginjal, maka air kemih akan mengandung darah atau kumpulan sel darah merah dan sel darah putih. Air kemih juga mengandung sejumlah besar protein atau berbagai jenis protein yang dalam keadaan normal tidak ditemukan dalam air kemih.

Angiografi (pemeriksaan rontgen pada arteri dan vena) dilakukan jika diduga penyebabnya adalah penyumbatan pembuluh darah.
Pemeriksaan lainnya yang bisa membantu adalah CT scan dan MRI.
Jika pemeriksaan tersebut tidak dapat menunjukkan penyebab dari gagal ginjal akut, maka dilakukan biopsi (pengambilan jaringan untuk pemeriksaan mikroskopis).

PENGOBATAN
Tujuan dari pengobatan adalah menemukan dan mengobati penyebab dari gagal ginjal akut. Selain itu pengobatan dipusatkan untuk mencegah penimbunan cairan dan limbah metabolik yang berlebihan.

Asupan cairan dibatasi dan disesuaikan dengan volume air kemih yang dikeluarkan.
Asupan garam dan zat-zat yang dalam keadaan normal dibuang oleh ginjal, juga dibatasi.
Penderita dianjurkan untuk menjalani diet kaya karbohidrat serta rendah protein, natrium dan kalium.

Antibiotik bisa diberikan untuk mencegah atau mengobati infeksi.
Untuk meningkatkan jumlah cairan yang dibuang melalui ginjal, bisa diberikan diuretik>.

Kadang diberikan natrium polistiren sulfonat untuk mengatasi hiperkalemia.

Untuk membuang kelebihan cairan dan limbah metabolik bisa dilakukan dialisa. Dengan dialisa penderita akan merasa lebih baik dan lebih mudah untuk mengendalikan gagal ginjal.
Dialisa tidak harus dijalani oleh setiap penderita, tetapi sering dapat memperpanjang harapan hidup penderita, terutama jika kadar kalium serumnya sangat tinggi.
Indikasi dilakukannya dialisa adalah:
- Keadaan mental menurun
- Perikarditis
- Hiperkalemia
- Anuria
- Cairan yang berlebihan
- Kadar kreatinin > 10 mg/dL dan BUN > 120 mg/dL. 
 
 

Gagal Ginjal Kronis

Gagal Ginjal Kronis adalah kemunduran perlahan dari fungsi ginjal yang menyebabkan penimbunan limbah metabolik di dalam darah (azotemia).

PENYEBAB
Penyebab dari gagal ginjal kronis adalah:
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Penyumbatan saluran kemih
- Glomerulonefritis
- Kelainan ginjal, misalnya penyakit ginjal polikista
- Diabetes melitus (kencing manis)
- Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik.

GEJALA
Pada gagal ginjal kronis, gejala-gejalanya berkembang secara perlahan.
Pada awalnya tidak ada gejala sama sekali, kelainan fungsi ginjal hanya dapat diketahui dari pemeriksaan laboratorium.

Pada gagal ginjal kronis ringan sampai sedang, gejalanya ringan meskipun terdapat peningkatan urea dalam darah.
Pada stadium ini terdapat:
- nokturia, penderita sering berkemih di malam hari karena ginjal tidak dapat menyerap air dari air kemih, sebagai akibatnya volume air kemih bertambah
- tekanan darah tinggi, karena ginjal tidak mampu membuang kelebihan garam dan air. Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan stroke atau gagal jantung.

Sejalan dengan perkembangan penyakit, maka lama-lama limbah metabolik yang tertimbun di darah semakin banyak.
Pada stadium ini, penderita menunjukkan gejala-gejala:
- letih, mudah lelah, kurang siaga
- kedutan otot, kelemahan otot, kram
- perasaan tertusuk jarum pada anggota gerak
- hilangnya rasa di daerah tertentu
- kejang terjadi jika tekanan darah tinggi atau kelainan kimia darah menyebabkan kelainan fungsi otak
- nafsu makan menurun, mual, muntah
- peradangan lapisan mulut (stomatitis)
- rasa tidak enak di mulut
- malnutrisi
- penurunan berat badan.

Pada stadium yang sudah sangat lanjut, penderita bisa menderita ulkus dan perdarahan saluran pencernaan.
Kulitnya berwarna kuning kecoklatan dan kadang konsentrasi urea sangat tinggi sehingga terkristalisasi dari keringat dan membentuk serbuk putih di kulit (bekuan uremik).
Beberapa penderita merasakan gatal di seluruh tubuh.

DIAGNOSA
Pada pemeriksaan darah akan ditemukan:
- peningkatan kadar urea dan kreatinin
- anemia
- asidosis (peningkatan keasaman darah)
- hipokalsemia (penurunan kadar kalsium)
- hiperfosfatemia (peningkatan kadar fosfat)
- peningkatan kadar hormon paratiroid
- penurunan kadar vitamin D
- kadar kalium normal atau sedikit meningkat.

Analisa air kemih menunjukkan berbagai kelainan, berupa ditemukannya sel-sel yang abnormal dan konsentrasi garam yang tinggi.

PENGOBATAN
Tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan gejala, meminimalkan komplikasi dan memperlambat perkembangan penyakit.
Penyebab dan berbagai keadaan yang memperburuk gagal ginjal harus segera dikoreksi.

Diet rendah protein (0,4-0,8 gram/kg BB) bisa memperlambat perkembangan gagal ginjal kronis.
Tambahan vitamin B dan C diberikan jika penderita menjalani diet ketat atau menjalani dialisa.

Pada penderita gagal ginjal kronis biasanya kadar trigliserida dalam darah tinggi. Hal ini akan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi, seperti stroke dan serangan jantung.
Untuk menurunkan kadar trigliserida, diberikan gemfibrozil.

Kadang asupan cairan dibatasi untuk mencegah terlalu rendahnya kadar garam (natrium) dalam darah.
Asupan garam biasanya tidak dibatasi kecuali jika terjadi edema (penimbunan cairan di dalam jaringan) atau hipertensi.

Makanan kaya kalium harus dihindari. Hiperkalemia (tingginya kadar kalium dalam darah) sangat berbahaya karena meningkatkan resiko terjadinya gangguan irama jantung dan cardiac arrest.
Jika kadar kalium terlalu tinggi, maka diberikan natrium polisteren sulfonat untuk mengikat kalium, sehingga kalium dapat dibuang bersama tinja.

Kadar fosfat dalam darah dikendalikan dengan membatasi asupan makanan kaya fosfat (misalnya produk olahan susu, hati, polong, kacang-kacangan dan minuman ringan).
Bisa diberikan obat-obatan yang bisa mengikat fosfat, seperti kalsium karbonat, kalsium asetat dan alumunium hidroksida.

Anemia terjadi karena ginjal gagal menghasilkan eritropoeitin dalam jumlah yang mencukupi. Eritropoietin adalah hormon yang merangsang pembentukan sel darah merah.
Respon terhadap penyuntikan poietin sangat lambat.
Transfusi darah hanya diberikan jika anemianya berat atau menimbulkan gejala.

Kecenderungan mudahnya terjadi perdarahan untuk sementara waktu bisa diatasi dengan transfusi sel darah merah atau platelet atau dengan obat-obatan (misalnya desmopresin atau estrogen).
Tindakan tersebut mungkin perlu dilakukan setelah penderita mengalami cedera atau sebelum menjalani prosedur pembedahan maupun pencabutan gigi.

Gejala gagal jantung biasanya terjadi akibat penimbunan cairan dan natrium.
Pada keadaan ini dilakukan pembatasan asupan natrium atau diberikan diuretik (misalnya furosemid, bumetanid dan torsemid).

Hipertensi sedang maupun hipertensi berat diatasi dengan obat hipertensi standar.

Jika pengobatan awal untuk gagal ginjal tersebut tidak lagi efektif, maka dilakukan dialisa jangka panjang atau pencangkokan ginjal. 
 
 

Dialisa

Dialisa adalah proses pembuangan limbah metabolik dan kelebihan cairan dari tubuh.

Ada 2 metode dialisa, yaitu hemodialisa dan dialisa peritoneal.
Pada hemodialisa, darah dikeluarkan dari tubuh penderita dan dipompa ke dalam mesin yang akan menyaring zat-zat racun keluar dari darah dan kemudian darah yang sudah bersih dikembalikan lagi ke dalam tubuh penderita. Jumlah total cairan yang dikembalikan dapat disesuaikan.
Pada dialisa peritoneal, cairan yang mengandung campuran gula dan garam khusus dimasukkan ke dalam rongga perut dan akan menyerap zat-zat racun dari jaringan. Cairan tersebut kemudian dikeluarkan lagi dan dibuang.


ALASAN DILAKUKANNYA DIALISA

Dialisa dilakukan jika gagal ginjal menyebabkan:
- Kelainan fungsi otak (ensefalopati uremik)
- Perikarditis (peradangan kantong jantung)
- Asidosis (peningkatan keasaman darah) yang tidak memberikan respon terhadap pengobatan lainnya
- Gagal jantung
- Hiperkalemia (kadar kalium yang sangat tinggi dalam darah).

Dialisa banyak digunakan sebagai pencegahan pada gagal ginjal akut yang pembentukan kemihnya sangat sedikit dan dilanjutkan sampai pemeriksaan darah menunjukkan bahwa fungsi ginjal telah kembali.
Pada gagal ginjal kronis, dialisa dilakukan jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ginjal tidak mampu membuang limbah metabolik atau jika penderita tidak dapat lagi melakukan kegiatannya sehari-hari.

Frekuensi dialisa bervariasi, tergantung kepada banyaknya fungsi ginjal yang tersisa, tetapi sebagian besar penderita menjalani dialisa sebanyak 3 kali/minggu.
Program dialisa dikatakan berhasil jika:
- penderita kembali menjalani hidup normal
- penderita kembali menjalani diet yang normal
- jumlah sel darah merah dapat ditoleransi
- tekanan darah normal
- tidak terdapat kerusakan saraf yang progresif.

Dialisa bisa digunakan sebagai pengobatan jangka panjang untuk gagal ginjal kronis atau sebagai pengobatan sementara sebelum penderita menjalani pencangkokan ginjal.
Pada gagal ginjal akut, dialisa dilakukan hanya selama beberapa hari atau beberapa minggu, sampai fungsi ginjal kembali normal.

Dialisa juga bisa digunakan untuk membuang obat tertentu atau racun dari tubuh.


PERMASALAHAN

Penderita yang menjalani dialisa memerlukan makanan dan obat khusus.
Nafsu makan penderita menurun dan terjadi kehilangan protein selama dialisa peritoneal, karena itu penderita biasanya memerlukan diet tinggi protein (secara kasar sebanyak 1 gram/kg BB).

Asupan natrium dan kalium harus dibatasi sampai 2 gram/hari. Asupan makanan kaya fosfat juga harus dibatasi.
Asupan cairan pada penderta yang memiliki kadar natrium rendah harus dibatasi.

Sangat penting untuk melakukan penimbangan berat badan setiap hari.
Penambahan berat badan yang berlebihan menunjukkan terlalu banyaknya asupan cairan.

Multivitamin dan tambahan zat besi perlu diberikan untuk menggantikan zat gizi yang hilang pada proses dialisa.
Penderita yang menjalani dialisa dan menerima banyak transfusi darah seringkali mendapatkan terlalu banyak zat besi karena darah mengandung sejumlah besar zat besi. Karena itu penderita tidak mendapatkan tambahan zat besi.
Untuk merangsang pembentukan se darah merah bisa diberikan hormon (testosteron atau eritropoietin).
Pengikat fosfat (misalnya kalsium karbonat atau kalsium asetat) diberikan untuk membuang kelebihan fosfat.

Kadar kalsium darah yang rendah atau penyakit tulang hiperparatiroid yang berat diobati dengan kalsitriol (salah satu bentuk vitamin D) dan tambahan kalsium.

Pada penderita gagal ginjal sering dijumpai tekanan darah tinggi. Pada 50% penderita, hal ini bisa diatasi secara sederhana dengan membuang sejumlah cairan selama dialisa. Sedangkan pada penderita lainnya perlu diberikan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah.


HEMODIALISA

Hemodialisa adalah suatu prosedur dimana darah dikeluarkan dari tubuh penderita dan beredar dalam sebuah mesin diluar tubuh yang disebut dialyzer.
Prosedur ini memerlukan jalan masuk ke aliran darah. Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka dibuat suatu hubungan buatan diantara arteri dan vena (fistula arteriovenosa) melalui pembedahan.

Pada hemodialisa, darah penderita mengalir melalui suatu selang yang dihubungkan ke fistula arteriovenosa dan dipompa ke dalam dialyzer.
Untuk mencegah pembekuan darah selama berada dalam dialyzer maka diberikan heparin.

Di dalam dialyzer, suatu selaput buatan yang memiliki pori-pori memisahkan darah dari suatu cairan (dialisat) yang memiliki komposisi kimia yang menyerupai cairan tubuh normal.
Tekanan di dalam ruang dialisat lebih rendah dibandingkan dengan tekanan di dalam darah, sehingga cairan, limbah metabolik dan zat-zat racun di dalam darah disaring melalui selaput dan masuk ke dalam dialisat. Tetapi sel darah dan protein yang besar tidak dapat menembus pori-pori selaput buatan ini.
Darah yang telah dicuci lalu dikembalikan ke dalam tubuh penderita.

Dialyzer memiliki ukuran dan tingkat efisiensi yang berbeda-beda.
Mesin yang lebih baru sangat efisien, darah mengalir lebih cepat dan masa dialisa lebih pendek (2-3 jam, sedangkan mesin yang lama memerlukan waktu 3-5 jam).
Sebagian besar penderita gagal ginjal kronis perlu menjalani dialisa sebanyak 3 kali/minggu.

Komplikasi Hemodialisa


Komplikasi
Penyebab
Demam
  Bakteri atau zat penyebab demam (pirogen) di dalam darah
  Dialisat terlalu panas
Reaksi anafilaksis yg berakibat fatal
(anafilaksis)
  Alergi terhadap zat di dalam mesin
  Tekanan darah rendah
Tekanan darah rendah
Terlalu banyak cairan yg dibuang
Gangguan irama jantung
Kadar kalium & zat lainnya yg abnormal dalam darah
Emboli udara
Udara memasuki darah di dalam mesin
Perdarahan usus, otak, mata atau perut
Penggunaan heparin di dalam mesin untuk mencegah pembekuan

DIALISA PERITONEAL

Pada peritoneal dialisa, yang bertindak sebagai penyaring adalah peritoneum (selaput yang melapisi perut dan membungkus organ perut).
Selaput ini memiliki area permukaan yang luas dan kaya akan pembuluh darah. Zat-zat dari darah dapat dengan mudah tersaring melalui peritoneum ke dalam rongga perut.

Cairan dimasukkan melalui sebuah selang kecil yang menembus dinding perut ke dalam rongga perut.
Cairan harus dibiarkan selama waktu tertentu sehingga limbah metabolik dari aliran darah secara perlahan masuk ke dalam cairan tersebut.
Kemudian cairan dikeluarkan, dibuang dan diganti dengan cairan yang baru.

Biasanya digunakan selang karet silikon yang lembut atau selang poliuretan yang berpori-pori, sehingga cairan mengalir secara perlahan dan tidak terjadi kerusakan.

Dialisa peritoneal tidak boleh dilakukan pada penderita yang:
- menderita infeksi dinding perut
- memiliki hubungan abnormal antara dada dan perut
- baru saja menjalani pencangkokkan pembuluh darah buatan di dalam perut
- memiliki luka baru di perut.

Ada beberapa teknik yang digunakan dalam dialisa peritoneal:

   1. Dialisa peritoneal intermiten manual.
      Merupakan teknik yang paling sederhana.
      Sebuah kantong berisi cairan dipanaskan sesuai suhu tubuh, lalu cairan dimasukkan ke dalam rongga peritoneum selama 10 menit dan dibiarkan selama 60-90 menit, kemudian dikeluarkan dalam waktu 10-20 menit.
      Keseluruhan prosedur memerlukan waktu sekitar 12 jam.
      Teknik ini terutama digunakan untuk mengobati gagal ginjal akut.

   2. Dialisa peritoneal intermiten dengan pemutar otomatis.
      Bisa dilakukan di rumah penderita.
      Suatu alat dengan pengatur waktu secara ototmatis memompa cairan ke dalam dan keluar dari rongga peritoneum. Biasanya alat pemutar dipasang pada waktu tidur sehingga pengobatan dijalani pada saat penderita tidur.
      Pengobatan ini harus dilakukan selama 6-7 malam/minggu.

   3. Dialisa peritoneal berpindah-pindah yang berkesinambungan.
      Cairan dibiarkan di dalam perut dalam waktu yang lama, dan dikeluarkan serta dimasukkan lagi sebanyak 4-5 kali/hari.
      Cairan dikemas dalam kantong polivinil klorida yang dapat dikembangkempiskan. Jika kosong, kantong ini bisa dilipat tanpa harus melepaskannya dari selang.
      Biasanya cairan harus diganti sebanyak 3 kali, dengan selang waktu 4 jam atau lebih. Setiap pergantian memerlukan waktu 30-45 menit.

   4. Dialisa peritoneal yang dibantu oleh pemutar secara terus menerus.
      Teknik ini menggunakan pemutar otomatis untuk menjalankan pergantian singkat selama tidur malam, sedangkan pergantian yang lebih lama dilakukan tanpa pemutar pada siang hari.
      Teknik ini mengurangi jumlah pergantian di siang hari tetapi pada malam hari penderita tidak dapat bergerak secara leluasa karena alatnya tidak praktis.



Komplikasi Dialisa Peritoneal

   1. Perdarahan di tempat pemasangan selang atau perdarahan di dalam perut
   2. Perforasi organ dalam pada saat memasukkan selang
   3. Kebocoran cairan di sekitar selang atau ke dalam dinding perut
   4. Penyumbatan aliran cairan oleh bekuan darah
   5. Infeksi, baik pada peritoneum maupun di kulit tempat selang terpasang (menyebabkan terbentuknya abses). Infeksi biasanya terjadi karena prosedur dialisa yang kurang steril. Untuk mengatasi infeksi diberikan antibiotik.
   6. Hipoalbuminemia
   7. Sklerosis peritonealis (pembentukan jaringan parut di peritoneum), yang mengakibatkan penyumbatan parsial usus halus
   8. Hipotiroidisme
   9. Hiperglikemia, sering terjadi pada penderita kencing manis
  10. Hernia perut dan selangkangan
  11. Sembelit.

 
 
 
 

Penyumbatan Saluran Kemih

Penyumbatan Saluran Kemih

Batu di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi.

Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih).
Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis).

PENYEBAB
Terbentuknya batu bisa terjadi karena air kemih jenuh dengan garam-garam yang dapat membentuk batu atau karena air kemih kekurangan penghambat pembentukan batu yang normal.
Sekitar 80% batu terdiri dari kalsium, sisanya mengandung berbagai bahan, termasuk asam urat, sistin dan mineral struvit.
Batu struvit (campuran dari magnesium, amonium dan fosfat) juga disebut batu infeksi karena batu ini hanya terbentuk di dalam air kemih yang terinfeksi.

Ukuran batu bervariasi, mulai dari yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sampai yang sebesar 2,5 sentimeter atau lebih.
Batu yang besar disebut kalkulus staghorn. Batu ini bisa mengisi hampir keseluruhan pelvis renalis dan kalises renalis.

GEJALA
Batu, terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala.
Batu di dalam kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah.

Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat).
Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah dalam.

Gejala lainnya adalah mual dan muntah, perut menggelembung, demam, menggigil dan darah di dalam air kemih.
Penderita mungkin menjadi sering berkemih, terutama ketika batu melewati ureter.

Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul diatas penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi.
Jika penyumbatan ini berlangsung lama, air kemih akan mengalir balik ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan pada akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal.

DIAGNOSA
Batu yang tidak menimbulkan gejala, mungkin akan diketahui secara tidak sengaja pada pemeriksaan analisa air kemih rutin (urinalisis).
Batu yang menyebabkan nyeri biasanya didiagnosis berdasarkan gejala kolik renalis, disertai dengan adanya nyeri tekan di punggung dan selangkangan atau nyeri di daerah kemaluan tanpa penyebab yang jelas.

Analisa air kemih mikroskopik bisa menunjukkan adanya darah, nanah atau kristal batu yang kecil.
Biasanya tidak perlu dilakukan pemeriksaan lainnya, kecuali jika nyeri menetap lebih dari beberapa jam atau diagnosisnya belum pasti.

Pemeriksaan tambahan yang bisa membantu menegakkan diagnosis adalah pengumpulan air kemih 24 jam dan pengambilan contoh darah untuk menilai kadar kalsium, sistin, asam urat dan bahan lainnya yang bisa menyebabkan terjadinya batu.

Rontgen perut bisa menunjukkan adanya batu kalsium dan batu struvit.
Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan adalah urografi intravena dan urografi retrograd.

PENGOBATAN
Batu kecil yang tidak menyebabkan gejala, penyumbatan atau infeksi, biasanya tidak perlu diobati.
Minum banyak cairan akan meningkatkan pembentukan air kemih dan membantu membuang beberapa batu; jika batu telah terbuang, maka tidak perlu lagi dilakukan pengobatan segera.

Kolik renalis bisa dikurangi dengan obat pereda nyeri golongan narkotik.

Batu di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran 1 sentimeter atau kurang seringkali bisa dipecahkan oleh gelombang ultrasonik (extracorporeal shock wave lithotripsy, ESWL).
Pecahan batu selanjutnya akan dibuang dalam air kemih.

Kadang sebuah batu diangkat melalui suatu sayatan kecil di kulit (percutaneous nephrolithotomy, nefrolitotomi perkutaneus), yang diikuti dengan pengobatan ultrasonik.
Batu kecil di dalam ureter bagian bawah bisa diangkat dengan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra dan masuk ke dalam kandung kemih.

Batu asam urat kadang akan larut secara bertahap pada suasana air kemih yang basa (misalnya dengan memberikan kalium sitrat), tetapi batu lainnya tidak dapat diatasi dengan cara ini.
Batu asam urat yang lebih besar, yang menyebabkan penyumbatan, perlu diangkat melalui pembedahan.

Adanya batu struvit menunjukkan terjadinya infeksi saluran kemih, karena itu diberikan antibiotik.

PENCEGAHAN
Tindakan pencegahan pembentukan batu tergantung kepada komposisi batu yang ditemukan pada penderita.
Batu tersebut dianalisa dan dilakukan pengukuran kadar bahan yang bisa menyebabkan terjadinya batu di dalam air kemih.

Batu kalsium.
Sebagian besar penderita batu kalsium mengalami hiperkalsiuria, dimana kadar kalsium di dalam air kemih sangat tinggi.
# Obat diuretik thiazid(misalnya trichlormetazid) akan mengurangi pembentukan batu yang baru.
# Dianjurkan untuk minum banyak air putih (8-10 gelas/hari).
# Diet rendah kalsium dan mengkonsumsi natrium selulosa fosfat.
# Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentukan batu kalsium) di dalam air kemih, diberikan kalium sitrat.
# Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih, yang menyokong terbentuknya batu kalsium, merupakan akibat dari mengkonsumsi makanan yang kaya oksalat (misalnya bayam, coklat, kacang-kacangan, merica dan teh). Oleh karena itu sebaiknya asupan makanan tersebut dikurangi.
# Kadang batu kalsium terbentuk akibat penyakit lain, seperti hiperparatiroidisme, sarkoidosis, keracunan vitamin D, asidosis tubulus renalis atau kanker. Pada kasus ini sebaiknya dilakukan pengobatan terhadap penyakit-penyakit tersebut.

Batu asam urat.
# Dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, karena makanan tersebut menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di dalam air kemih.
# Untuk mengurangi pembentukan asam urat bisa diberikan allopurinol.
# Batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena itu untuk menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa), bisa diberikan kalium sitrat.
# Dianjurkan untuk banyak minum air putih.


Hidronefrosis

Hidronefrosis adalah penggembungan ginjal akibat tekanan balik terhadap ginjal karena aliran air kemih tersumbat.

Dalam keadaan normal, air kemih mengalir dari ginjal dengan tekanan yang sangat rendah.
Jika aliran air kemih tersumbat, air kemih akan mengalir kembali ke dalam tabung-tabung kecil di dalam ginjal (tubulus renalis) dan ke dalam daerah pusat pengumpulan air kemih (pelvis renalis). Hal ini akan menyebabkan ginjal menggembung dan menekan jaringan ginjal yang rapuh.

Pada akhinya, tekanan hidronefrosis yang menetap dan berat akan merusak jaringan ginjal sehingga secara perlahan ginjal akan kehilangan fungsinya.

PENYEBAB
# Hidronefrosis biasanya terjadi akibat adanya sumbatan pada sambungan ureteropelvik (sambungan antara ureter dan pelvis renalis):

Kelainan struktural, misalnya jika masuknya ureter ke dalam pelvis renalis terlalu tinggi
# Lilitan pada sambungan ureteropelvik akibat ginjal bergeser ke bawah
# Batu di dalam pelvis renalis
# Penekanan pada ureter oleh:
- jaringan fibrosa
- arteri atau vena yang letaknya abnormal
- tumor.

Hidronefrosis juga bisa terjadi akibat adanya penyumbatan dibawah sambungan ureteropelvik atau karena arus balik air kemih dari kandung kemih:
# Batu di dalam ureter
# Tumor di dalam atau di dekat ureter
# Penyempitan ureter akibat cacat bawaan, cedera, infeksi, terapi penyinaran atau pembedahan
# Kelainan pada otot atau saraf di kandung kemih atau ureter
# Pembentukan jaringan fibrosa di dalam atau di sekeliling ureter akibat pembedahan, rontgen atau obat-obatan (terutama metisergid)
# Ureterokel (penonjolan ujung bawah ureter ke dalam kandung kemih)
# Kanker kandung kemih, leher rahim, rahim, prostat atau organ panggul lainnya
# Sumbatan yang menghalangi aliran air kemih dari kandung kemih ke uretra akibat pembesaran prostat, peradangan atau kanker
# Arus balik air kemih dari kandung kemih akibat cacat bawaan atau cedera
# Infeksi saluran kemih yang berat, yang untuk sementara waktu menghalangi kontraksi ureter.

Kadang hidronefrosis terjadi selama kehamilan karena pembesaran rahim menekan ureter. Perubahan hormonal akan memperburuk keadaan ini karena mengurangi kontraksi ureter yang secara normal mengalirkan air kemih ke kandung kemih.
Hidronefrosis akan berakhir bila kehamilan berakhir, meskipun sesudahnya pelvis renalis dan ureter mungkin tetap agak melebar.

Pelebaran pelvis renalis yang berlangsung lama dapat menghalangi kontraksi otot ritmis yang secara normal mengalirkan air kemih ke kandung kemih. Jaringan fibrosa lalu akan menggantikan kedudukan jaringan otot yang normal di dinding ureter sehingga terjadi kerusakan yang menetap.

GEJALA
Gejalanya tergantung pada penyebab penyumbatan, lokasi penyumbatan serta lamanya penyumbatan.
Jika penyumbatan timbul dengan cepat (hidronefrosis akut), biasanya akan menyebabkan kolik renalis ( nyeri yang luar biasa di daerah antara tulang rusuk dan tulang panggul) pada sisi ginjal yang terkena.
Jika penyumbatan berkembang secara perlahan (hidronefrosis kronis), bisa tidak menimbulkan gejala atau nyeri tumpul di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggul).

Nyeri yang hilang timbul terjadi karena pengisian sementara pelvis renalis atau karena penyumbatan sementara ureter akibat ginjal bergeser ke bawah.

Air kemih dari 10% penderita mengandung darah.
Sering ditemukan infeksi saluran kemih (terdapat nanah di dalam air kemih), demam dan rasa nyeri di daerah kandung kemih atau ginjal.

Jika aliran air kemih tersumbat, bisa terbentuk batu (kalkulus).

Hidronefrosis bisa menimbulkan gejala saluran pencernaan yang samar-samar, seperti mual, muntah dan nyeri perut.
Gejala ini kadang terjadi pada penderita anak-anak akibat cacat bawaan, dimana sambungan ureteropelvik terlalu sempit.
Jika tidak diobati, pada akhirnya hidronefrosis akan menyebabkan kerusakan ginjal dan bisa terjadi gagal ginjal.

DIAGNOSA
Dokter bisa merasakan adanya massa di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggul, terutama jika ginjal sangat membesar.

Pemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya kadar urea yang tinggi karena ginjal tidak mampu membuang limbah metabolik ini.

Beberapa prosedur digunakan utnuk mendiagnosis hidronefrosis:

# USG, memberikan gambaran ginjal, ureter dan kandung kemih
# Urografi intravena, bisa menunjukkan aliran air kemih melalui ginjal
# Sistoskopi, bisa melihat kandung kemih secara langsung.

PENGOBATAN
Pada hidronefrosis akut:
- Jika fungsi ginjal telah menurun, infeksi menetap atau nyeri yang hebat, maka air kemih yang terkumpul diatas penyumbatan segera dikeluarkan (biasanya melalui sebuah jarum yang dimasukkan melalui kulit).
- Jika terjadi penyumbatan total, infeksi yang serius atau terdapat batu, maka bisa dipasang kateter pada pelvis renalis untuk sementara waktu.

Hidronefrosis kronis diatasi dengan mengobati penyebab dan mengurangi penyumbatan air kemih.
Ureter yang menyempit atau abnormal bisa diangkat melalui pembedahan dan ujung-ujungnya disambungkan kembali.
Kadang perlu dilakukan pembedahan untuk membebaskan ureter dari jaringan fibrosa.
Jika sambungan ureter dan kandung kemih tersumbat, maka dilakukan pembedahan untuk melepaskan ureter dan menyambungkannya kembali di sisi kandung kemih yang berbeda.

Jika uretra tersumbat, maka pengobatannya meliputi: - terapi hormonal untuk kanker prostat
- pembedahan
- melebarkan uretra dengan dilator.


PROGNOSIS

Pembedahan pada hidronefrosis akut biasanya berhasil jika infeksi dapat dikendalikan dan ginjal berfungsi dengan baik.

Prognosis untuk hidronefrosis kronis belum bisa dipastikan.



Vaskulitis (radang pembuluh darah)

Vaskulitis adalah peradangan pada pembuluh darah.

Vaskulitis bukan suatu penyakit, tetapi lebih merupakan proses penyakit yang terjadi pada sejumlah penyakit jaringan ikat autoimun, seperti artritis rematoid dan lupus eritematosus sistemik.
Vaskulitis juga bisa terjadi tanpa melibatkan jaringan ikat.

PENYEBAB
Tidak diketahui apa yang dapat memicu vaskulitis, tetapi diduga melibatkan virus hepatitis.
Agaknya peradangan terjadi ketika sistem kekebalan salah mengenali pembuluh darah atau bagian dari pembuluh darah sebagai benda asing dan menyerangnya.
Sel-sel dari sistem kekebalan, yang menyebabkan peradangan, mengelilingi dan menyusup ke dalam pembuluh darah yang terkena, merusaknya dan mungkin juga merusak jaringan yang diperdarahi oleh pembuluh yang terkena.
Pembuluh darah mengalami kebocoran atau tersumbat, yang selanjutnya akan mengganggu pengaliran darah ke saraf, organ-organ dan bagian tubuh lainnya.
Daerah tersebut akan kehilangan darahnya (daerah iskemik) dan mengalami kerusakan menetap.GEJALA
Gejala-gejalanya bisa merupakan akibat dari kerusakan langsung pada pembuluh darah atau kerusakan jaringan yang mengalami gangguan aliran darah.

Pembuluh darah manapun bisa terkena. Vaskulitis bisa terbatas pada vena-vena, arteri besar, arteri kecil atau kapiler; atau bisa terbatas pada pembuluh di suatu bagian dari tubuh, misalnya kepala, tungkai atau ginjal.

Penyakit-penyakit yang ditandai dengan vaskulitis:

1. Sindroma Henoch-Sch?nlein (Purpura Henoch-Sch?nlein) : peradangan pada vena-vena kecil, menyebabkan jerawat/bisul keras berwarna keunguan di kulit
2. Eritema Nodosum : peradangan pembuluh darah pada lapisan dalam kulit, menyebabkan benjolan dalam yang lunak dan merah di tungkai dan lengan
3. Poliarteritis Nodosa : peradangan arteri-arteri berukuran sedang, menyebabkan gangguan pengaliran darah di sepanjang pembuluh dan menuju jaringan di sekitarnya
4. Arteritis Temporal (Giant Cell Arteritis, Arteritis Sel Raksasa) : peradangan arteri-arteri di otak dan kepala, kadang-kadang menyebabkan sakit kepala dan kebutaan
5. Arteritis Takayasu : peradangan arteri-arteri besar, seperti aorta dan percabangannya, menyebabkan penyumbatan dan denyut nadi yang tak teraba.